A.
Latar
belakang
Bangsa ini akan lebih baik ketika sumber daya
manusia nya lebih baik juga kualitasnya. Sumber daya manusia akan menjadi lebih
baik ketika pendidikannya juga memiliki mutu yang tinggi. Salah satu faktor
yang dapat membuat kualitas pendidikan menjadi lebih baik adalah Guru, karena
guru merupakan salah satu fasilitator yang sangat penting dalam proses
pembelajaran.
Dengan cara mengajar guru yang baik, menarik, dan
menyenangkan, maka guru akan menciptakan motivasi yang tinggi bagi siswa dalam
belajar, sehingga hasil belajar yang akan didapat oleh siswa tersebut akan
maksimal.
Oleh karena itu sebagai calon guru, kami sangat
memerlukan sekali pengalaman mengajar yang baik, sebagai bekal untuk melangkah
dalam dunia pendidikan yaitu sebagai tenaga pengajar atau pendidik yang baik.
Dari observasi ini lah kami memperoleh pengalaman mengajar, dengan mengamati
guru-guru yang sedang mengajar baik sekolah rendah maupun sekolah tinggi.
B.
Pelaksanaan
observasi
Observasi ini saya lakukan pada 2 kelas yaitu 1
kelas rendah (2 A) dan 1 kelas tinggi (5 c). Wali kelas 2 A yaitu bernama ibu
Suriyah dan wali kelas 5 c yaitu ibu syamsi marni, A.md S.pd. observasi ini
dilakukan
Pada hari :
selasa
Tanggal :
30 oktober 2012
Pukul :
07.00- 09.45
Sekolah
: SDN 22 Pontianak barat
Alamat :
Jln. H. Rais arahman Gg. Selamat 3
C.
Hasil
observasi
1.
Kelas
rendah
Pada saat observasi di
kelas rendah ini, awal nya saya bingung karena lupa kalau kelas rendah itu
mengajarnya dengan tematik. Ibu yang mengajar kelas rendah menggunakan RPP dan
1 panduan buku paket yaitu buku BSE.
Pelajaran Bahasa
Indonesia kelas rendah ini mengajarkan tentang berbicara.
Ibu tersebut membuat
RPP dengan panduan silabus yang di bagikan dari sekolah, ibu tersebut tidak
memiliki kurikulum.
Guru
mengajar menggunakan media berupa gambar dan siswa antusias dalam belajar pada
saat melihat ada gambar-gambar yang di tempelkan. Guru juga menggunakan media
berupa tulisan dalam karton, tapi sayang
Tulisannya
kecil
sehingga murid kesulitan dalam membaca. Ada murid yang benar- benar
memperhatikan dari awal pelajaran sampai akhir dan ada yang hanya awal saja dan
ada juga yang tidak memperhatikan dari awal sampai akhir pelajaran.
Guru
mengajar sangat garang, dengan membawa rotan dan beberapa kali di pukulkan ke
atas meja. Karena murid-murid kelas 2 itu tidak bisa tenang, selalu ribut,
hingga suara gurunya benar benar terkuras habis. Suasana kelas sulit untuk di
kendalikan. Dari RPP yang saya lihat standar kompetensi dan kompetensi dasarnya
tidak tercapai, sebab pada kompetensi dasarnya yang di tuntut itu adalah
berbicara tapi aplikasinya malah membaca yang diterapkan
oleh gurunya. Kemudian pada awal kegiatan belajar mengajar tidak ada perlakuan
guru yang mengarahkan pada kesiapan belajar siswa, karena ada beberapa murid
yang monda mandir tidak ada pensil dan buku. Selain itu juga ada murid yang
menangis karena demam dan anak itu tidak di perhatikan disuruh minum obat atau
pun pulang.
Pada saat pembelajaran tidak ada siswa yang mengeluarkan
buku bahasa, namun ada yang mengeluarkan buku gambar dan melukis. Guru itu
sempat berbicara kalau siswa dikelas itu bandel sehingga sulit untuk di atur.
Bahan ajar yang di gunakan
guru juga berpatokan pada buku tidak di kembangkan sendiri. Namun 1 hal yang
bisa saya amati bahwa ibu suriyah bersemangat dalam mengajar.
2.
Kelas
tinggi
Berbeda
halnya dengan kelas rendah, pada kelas tinggi yang di ajar oleh ibu syamsi
marni sangat santai. Ibu ini tidak menggunakan RPP dalam mengajar, karena lupa
membuatnya. Berbanding terbalik dengan suasana kelas di kelas 2 A yang sangat
ribut, namun di kelas tinggi ini sangat
tenang sekali. Ibu syamsi mengajar sangat rileks, tidak ada bentakan yang di
arahkan pada murid muridnya. Namun saya kesulitan dalam mengamati ibu syamsi
karena tidak ada RPP. Kesulitannya terletak dalam menilai apakah tujuan dalam
rpp yang di buat sesuai dengan pembelajaran, begitu juga standar kompetensi dan
kompetensi dasar nya tercapai atau tidak.
Guru
mengajar menggunakan beberapa sumber buku, yaitu BSE, LKS, dan ada juga buku
lainya. Pada awal pembelajaran tidak terarah karena guru langsung menyuruh
membuka buku halaman berapa dan langsung di baca, sehingga yang saya amati
pembelajaran monoton dan tidak ada pengembangan bahan ajar. Pada saat proses
pembelajaran guru tidak penuh dalam menjelaskan. Pada waktu itu guru mengajar
puisi, guru sendiri mencontohkan nya tidak secara maksimal, sehingga murid pun
tidak mendapatkan hasil yang maksimal juga dalam membaca puisi.
Selain itu tidak ada akhir yang baik pada pembelajaran saat
itu, karena tes yang guru berikan tidak diberikan perlakuan lebih lanjut.
Ketika saya tanyakan
apakah ibu syamsi memiliki kurikulum atau tidak, ibu ini tidak memiliki
kurikulum, dan kalau membuat rpp ibu ini bersumber dari
silabus yang di berikan oleh sekolah.
D.
Kesimpulan
Observasi ini sangat penting bagi kami sebagai bekal
awal untuk menjdi seorang pendidik, mungkin saya tidak pantas untuk berkomentar
lebih banyak, karena dalam hal ini saya juga dalam tahap belajar, namun untuk
yang sepengetahuan saya secara umum setiap apa yang kita lakukan harus memiliki
perencanaan dan di persiapkan secara matang, untuk itu sangat penting persiapan
yang matang itu dalam proses mengajar, karena memberikan sebuah ilmu untuk
kepentingan seumur hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar