ASSALAMUALAIKUM

Detak Hidup

Rabu, 26 Juni 2013

LAPORAN OBSERVASI BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR NEGERI 22 PONTIANAK BARAT



A.    Latar belakang

Bangsa ini akan lebih baik ketika sumber daya manusia nya lebih baik juga kualitasnya. Sumber daya manusia akan menjadi lebih baik ketika pendidikannya juga memiliki mutu yang tinggi. Salah satu faktor yang dapat membuat kualitas pendidikan menjadi lebih baik adalah Guru, karena guru merupakan salah satu fasilitator yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Dengan cara mengajar guru yang baik, menarik, dan menyenangkan, maka guru akan menciptakan motivasi yang tinggi bagi siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar yang akan didapat oleh siswa tersebut akan maksimal.  
Oleh karena itu sebagai calon guru, kami sangat memerlukan sekali pengalaman mengajar yang baik, sebagai bekal untuk melangkah dalam dunia pendidikan yaitu sebagai tenaga pengajar atau pendidik yang baik. Dari observasi ini lah kami memperoleh pengalaman mengajar, dengan mengamati guru-guru yang sedang mengajar baik sekolah rendah maupun sekolah tinggi.



B.     Pelaksanaan observasi

Observasi ini saya lakukan pada 2 kelas yaitu 1 kelas rendah (2 A) dan 1 kelas tinggi (5 c). Wali kelas 2 A yaitu bernama ibu Suriyah dan wali kelas 5 c yaitu ibu syamsi marni, A.md S.pd. observasi ini dilakukan
Pada hari  : selasa
Tanggal     : 30 oktober 2012
Pukul        : 07.00- 09.45
Sekolah     :  SDN 22 Pontianak barat
Alamat      : Jln. H. Rais arahman Gg. Selamat 3

C.    Hasil observasi

1.      Kelas rendah
Pada saat observasi di kelas rendah ini, awal nya saya bingung karena lupa kalau kelas rendah itu mengajarnya dengan tematik. Ibu yang mengajar kelas rendah menggunakan RPP dan 1 panduan buku paket yaitu buku BSE.
Pelajaran Bahasa Indonesia kelas rendah ini mengajarkan tentang berbicara.
Ibu tersebut membuat RPP dengan panduan silabus yang di bagikan dari sekolah, ibu tersebut tidak memiliki kurikulum.
Guru mengajar menggunakan media berupa gambar dan siswa antusias dalam belajar pada saat melihat ada gambar-gambar yang di tempelkan. Guru juga menggunakan media berupa tulisan dalam karton, tapi sayang Tulisannya kecil sehingga murid kesulitan dalam membaca. Ada murid yang benar- benar memperhatikan dari awal pelajaran sampai akhir dan ada yang hanya awal saja dan ada juga yang tidak memperhatikan dari awal sampai akhir pelajaran.
Guru mengajar sangat garang, dengan membawa rotan dan beberapa kali di pukulkan ke atas meja. Karena murid-murid kelas 2 itu tidak bisa tenang, selalu ribut, hingga suara gurunya benar benar terkuras habis. Suasana kelas sulit untuk di kendalikan. Dari RPP yang saya lihat standar kompetensi dan kompetensi dasarnya tidak tercapai, sebab pada kompetensi dasarnya yang di tuntut itu adalah berbicara tapi aplikasinya malah membaca yang diterapkan oleh gurunya. Kemudian pada awal kegiatan belajar mengajar tidak ada perlakuan guru yang mengarahkan pada kesiapan belajar siswa, karena ada beberapa murid yang monda mandir tidak ada pensil dan buku. Selain itu juga ada murid yang menangis karena demam dan anak itu tidak di perhatikan disuruh minum obat atau pun pulang.
            Pada saat pembelajaran tidak ada siswa yang mengeluarkan buku bahasa, namun ada yang mengeluarkan buku gambar dan melukis. Guru itu sempat berbicara kalau siswa dikelas itu bandel sehingga sulit untuk di atur.
Bahan ajar yang di gunakan guru juga berpatokan pada buku tidak di kembangkan sendiri. Namun 1 hal yang bisa saya amati bahwa ibu suriyah bersemangat dalam mengajar.
2.      Kelas tinggi
Berbeda halnya dengan kelas rendah, pada kelas tinggi yang di ajar oleh ibu syamsi marni sangat santai. Ibu ini tidak menggunakan RPP dalam mengajar, karena lupa membuatnya. Berbanding terbalik dengan suasana kelas di kelas 2 A yang sangat ribut, namun  di kelas tinggi ini sangat tenang sekali. Ibu syamsi mengajar sangat rileks, tidak ada bentakan yang di arahkan pada murid muridnya. Namun saya kesulitan dalam mengamati ibu syamsi karena tidak ada RPP. Kesulitannya terletak dalam menilai apakah tujuan dalam rpp yang di buat sesuai dengan pembelajaran, begitu juga standar kompetensi dan kompetensi dasar nya tercapai atau tidak.
            Guru mengajar menggunakan beberapa sumber buku, yaitu BSE, LKS, dan ada juga buku lainya. Pada awal pembelajaran tidak terarah karena guru langsung menyuruh membuka buku halaman berapa dan langsung di baca, sehingga yang saya amati pembelajaran monoton dan tidak ada pengembangan bahan ajar. Pada saat proses pembelajaran guru tidak penuh dalam menjelaskan. Pada waktu itu guru mengajar puisi, guru sendiri mencontohkan nya tidak secara maksimal, sehingga murid pun tidak mendapatkan hasil yang maksimal juga dalam membaca puisi.
            Selain itu tidak ada akhir yang baik pada pembelajaran saat itu, karena tes yang guru berikan tidak diberikan perlakuan lebih lanjut.
Ketika saya tanyakan apakah ibu syamsi memiliki kurikulum atau tidak, ibu ini tidak memiliki kurikulum, dan kalau membuat rpp ibu ini bersumber dari silabus yang di berikan oleh sekolah.

D.    Kesimpulan
Observasi  ini sangat penting bagi kami sebagai bekal awal untuk menjdi seorang pendidik, mungkin saya tidak pantas untuk berkomentar lebih banyak, karena dalam hal ini saya juga dalam tahap belajar, namun untuk yang sepengetahuan saya secara umum setiap apa yang kita lakukan harus memiliki perencanaan dan di persiapkan secara matang, untuk itu sangat penting persiapan yang matang itu dalam proses mengajar, karena memberikan sebuah ilmu untuk kepentingan seumur hidup.

Tidak ada komentar: